
Wacana Pembangunan PLTN Datang, Apakah Suara Rakyat Juga Didengar?
Penulis: Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UBB
Perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Bangka Tengah sudah menjadi topik hangat yang sudah lama dibicarakan masyarakat. Proyek ini terus digadang-gadang sebagai solusi energi masa depan yang membantu perkembangan negara ataupun kemajuan daerah. Namun, tidak sedikit masyarakat yang merasa ragu bahkan menolak rencana tersebut.
Sumber: Diskusi langsung dengan warga Batu Beriga
Masyarakat menjelaskan bahwa mereka bukan menolak pembangunan daerah, namun khawatir jika PLTN hanya menjadi proyek besar tanpa perlindungan lingkungan dan keselamatan yang jelas. Mereka menyinggung kasus serupa seperti pertambangan timah yang meninggalkan kerusakan dan kekecewaan. Bentuk kekecewaan lainnya terlihat dari menurunnya partisipasi pemilihan umum untuk pemerintah lokal karena mereka merasa aspirasi tidak didengarkan. Muncul dugaan bahwa PLTN hanya dijadikan instrumen politik. Padahal proyek ini berisiko besar dan harus dibangun atas dasar partisipasi aktif masyarakat serta prinsip Good Governance: transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan efektivitas. Jika tidak diterapkan, maka PLTN akan dianggap sebagai alat politik, bukan pemberdayaan.
Sumber: Dokumentasi Wawancara Dengan Warga Setempat
Hasil wawancara menunjukkan masih ada keraguan dari masyarakat mengenai pembangunan ini. Sebagian warga belum mendapatkan penjelasan lengkap soal risiko lingkungan seperti limbah nuklir dan masa depan generasi muda. Beberapa warga bahkan menyatakan bahwa mereka masih belum bisa menerima rencana PLTN mengingat dampak negatif yang sangat besar jika tidak dikelola dengan baik. Pembangunan harus memperhatikan kepentingan rakyat serta melibatkan partisipasi aktif agar kepercayaan terhadap pemerintah tumbuh dan manfaat dapat dirasakan bersama.








Komentar