PLTN Gelasa: Janji Energi Bersih atau Ancaman Tersembunyi?
BANGKA TENGAH, TIMELINES.ID — Persetujuan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) atas evaluasi tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berbasis reaktor modular terapung di Pulau Gelasa oleh PT Thorcon Power Indonesia (TPI) bukanlah kemenangan bagi rakyat, melainkan peringatan keras bahwa Bangka Belitung sedang diarahkan menjadi ladang eksperimen berisiko tinggi.
Presiden Mahasiswa Universitas Anak Bangsa dan Koordinator Aliansi BEM se-Bangka Belitung, Danil Eko Saputra, menegaskan bahwa legitimasi yang coba dibangun melalui persetujuan ini hanyalah bentuk pengelabuan publik.
Pemerintah daerah berdalih “hanya menyiapkan lahan tanpa mengeluarkan izin”, namun kenyataannya rakyat diposisikan sekadar pion administratif dalam proyek raksasa yang penuh kepentingan korporat. Ini bukan partisipasi, melainkan pemaksaan terselubung.
Risiko nuklir bukan hal remeh. Reaktor modular terapung berkapasitas 500 MW memang dipromosikan sebagai energi bersih. Tetapi “bersih” dari emisi fosil tidak berarti “tanpa ancaman”.
Pulau Gelasa adalah wilayah pesisir yang rawan bencana, dengan ekosistem laut yang rapuh serta masyarakat nelayan yang menggantungkan hidup sepenuhnya pada laut. Sekali saja terjadi kebocoran atau kecelakaan, bukan hanya lingkungan yang hancur, tetapi juga nyawa, penghidupan, dan masa depan rakyat Bangka Belitung akan terenggut.
The post PLTN Gelasa: Janji Energi Bersih atau Ancaman Tersembunyi? appeared first on Timelines.id.
Komentar