Pangkalpinang (BABELINFO) – Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyebutkan 10.143 orang masyarakat Babel berstatus suspek COVID-19 atau mengalami peningkatan dibandingkan hari sebelumnya 10.056 jiwa.
“Warga berstatus suspek ini wajib melakukan isolasi mandiri, guna mencegah peningkatan kasus penularan COVID-19,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Andi Budi Prayitno di Pangkalpinang, Minggu.
Berdasarkan data perkembangan kasus COVID-19 di Provinsi Kepulauan Babel pada Sabtu(22/5) malam, tercatat kasus suspek 10.134 orang, warga kontak erat dengan pasien COVID-19 mencapai 28.674 orang, kasus probable 15 orang, dan meninggal probable 17 orang.
Sementara itu, pasien dinyatakan selesai isolasi COVID-19 sebanyak 15.050 (bertambah 66), meninggal dunia 251 (bertambah 1), dalam isolasi 1.375 (bertambah 190 – berkurang 67), kumulatif kasus konfirmasi 16.676 (bertambah 190) tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur.
“Pengawasan orang berstatus suspek ini dilakukan secara ketat, untuk menekan angka kesakitan dan kematian karena COVID-19 ini,” katanya.
Menurut dia dalam seminggu terakhir orang yang terpapar dan dinyatakan Positif Covid-19 sebanyak 1.097 orang. Sementara orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 berjumlah 15 orang.
“Ini artinya orang yang terkonfirmasi Covid-19 pekan ini mengalami peningkatan drastis, dimana lonjakan atau penularan Covid-19 massif masih terjadi terutama di Kabupaten Bangka, Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Belitung, Kabupaten Bangka Tengah, dan Bangka Selatan,” katanya.
Demikian halnya orang yang meninggal dunia akibat Covid-19 naik dibandingkan dengan pekan sebelumnya, dimana lonjakan kasus kematian atau orang meninggal Covid-19 terjadi terutama di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Belitung, Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Bangka Tengah.
“Terjadinya penularan Covid-19 yang masif dan lonjakan kasus kematian akibat virus corona karena meningkatnya mobilitas dan kegiatan berkerumun masyarakat di tempat-tempat keramaian dan fasilitas publik baik untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, tak terkecuali aktivitas keagamaan dan rekreasi/pariwisata, lantaran melalaikan dan mengabaikan atau tidak mengindahkan penerapan protokol kesehatan,” katanya.
Sumber: Antaranews.com
Komentar