oleh

Warga Tangkap Buaya Muara di Aliran Sungai Rangkui, Tahukah Kamu Seberapa Ganas Buaya Muara?

Loading

“Pada dasarnya buaya adalah hewan agresif dan ganas. Kadang manusia yang harus berubah perilakunya agar tidak menjadi sasaran keganasan buaya. Misalnya, tidak masuk ke wilayah habitat buaya agar tidak jadi korban,” katanya.

“Misalnya, di daerah pesisir pantai di Kupang, sudah dipasang untuk tidak berenang atau memancing di wilayah habitat buaya muara, tetapi kadang tidak diindahkan,” tambah Hellen kepada Kompas.com, Kamis (14/12/2017).

Hellen menceritakan pengalamannya saat dia dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Kupang memilih untuk menangkap induk buaya muara di pesisir pantai untuk ditangkarkan agar tidak terjadi gesekan dengan aktivitas manusia.

“Karena tingkat kesadaran warga masih rendah, dan kita ingin tidak ada lagi ada kasus serangan buaya, kita cari induk buaya untuk ditangkarkan,” katanya.

Selain buaya muara, ada tiga jenis buaya yang hidup di Indonesa.

Ketiganya adalah Buaya irian (Crocodylus novaeguneae) yang hidup di wilayah Papua, buaya kalimantan (Crocodylus raninus) yang banyak ditemui di pulau-pulau di Kalimantan, dan buaya senyulong (Tomistoma schlegelii) yang banyak ditemui di Pulau Sumatera.

Dari keempat jenis tersebut, buaya muara merupakan yang paling ganas dan berbahaya. Crocodylus porosus ini ukurannya bisa mencapai panjang maksimal hingga 7 mete-12 meter, sementara tiga jenis lainnya hanya 5 meter.

“Dari sejumlah kasus, buaya muara yang paling banyak menyerang manusia,” ujar Hellen.

Menurut Hellen, di antara keempat jenis buaya itu, buaya muara merupakan yang paling ganas.https://d-1782712771531811379.ampproject.net/2011070101001/frame.html

Tubuhnya yang panjang dan besar memiliki daya adaptasi yang tinggi, habitatnya dari hulu sungai hingga ke laut.

“Ganasnya mulai dari telur. Kalau telur buaya muara ini, kita bantu menetas di di penangkaran, dibukain telurnya. Kalau tidak hati-hati, dia keluar itu gigit tangan kita. Itu sudah reflek dia,” kata Hellen kepada Kompas.com, Senin (18/9/2017).

Hellen mengatakan, ketiga jenis buaya lainnya tidak begitu ganas.

Ukuran tubuhnya pun lebih kecil, yakni 4-5 meter.

Rata-rata buaya hidup di sungai berair tenang, seperti rawa dan danau. Untuk buaya muara, Hellen mengatakan, reptil besar itu meyukai pohon bakung dan bersarang di sana.

Untuk mengetahui ada tidaknya buaya, cara yang cukup mudah adalah dengan hanya bermodalkan senter.

“Keluar malam, terus bawa senter dengan sinar yang kuat. Kalau terlihat ada sinar mata berwarna merah muda, itu adalah buaya,” ujar Hellen.

Meski beringas, sebetulnya, buaya dapat dijinakkan di penangkaran. Tanpa harus berburu dan tidak banyak bergerak, buaya akan menjadi jinak.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Untuk Anda