Ruang Anak Kini Tak Aman Lagi, Praktik Pelecehan Seksual Mengancam Anak-Anak di Bangka Belitung
Oleh: M. Iqbal Hibatullah dan Rafly Pratama — Kader HMI Bangka Belitung
Di balik beragamnya keindahan alam dan keragaman budaya di Bangka Belitung, tersimpan kenyataan pahit yang tidak boleh kita abaikan. Maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang terjadi belakangan ini semakin mengkhawatirkan.
Berdasarkan cacatan detik sumbagsel, kasus pencabulan, pemerkosaan, dan perlindungan anak pada tahun 2024 tersebar di 4 kabupaten dan 1 kota diwilayah Bangka Belitung. Terheboh khususnya di Kabupaten Belitung pelakunya adalah oknum polisi berpangkat brigadir yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang siswi SMP. Pada tahun 2024 total ada 14 kasus pencabulan sedangkan kasus pemerkosaan berjumlah 8 kasus.
Selanjutnya, berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat kenaikan kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak pada tahun 2025 di Bangka Belitung mengalami kenaikkan hingga 57% dibandingkan tahun sebelumnya.
Anak-anak di bawah umur banyak menjadi korban, karena anak-anak dianggap masih polos belum matang secara fisik, mental dan selalu bergantung pada orang dewasa. Pelaku tidak hanya dari kalangan luar tetapi justru keluarga dekat korban seperti paman bahkan ayah kandung korban.
Stigma sosial yang memaksa korban dan keluarganya untuk tetap diam dan kekhawatiran akan dicap negatif oleh masyarakat sehingga membuat korban sulit untuk mendapatkan perlindungan. Kurangnya penanaman nilai-nilai agama dari orang tua kepada anak-anak seperti memperhatikan penggunaan pakaian yang tidak terlalu ketat sehingga meminimalisir terjadinya pelecehan seksual.
The post Ruang Anak Kini Tak Aman Lagi, Praktik Pelecehan Seksual Mengancam Anak-Anak di Bangka Belitung appeared first on Timelines.id.
Komentar